pemeriksaan golongan darah
pemeriksaan golongan darah

Pemeriksaan Golongan Darah

Posted on

Pemeriksaan golongan darah

Darah merupakan komponen yang menghidupi tubuh yang terdiri dari berbagai komponen lagi yang menjadi penyusunnya. Jumlah darah norrmalnya adalah sekitar 5 liter yang terdiri dari beberapa komponen berikut :

pemeriksaan golongan darah
pemeriksaan golongan darah
  • Sel darah merah (eritrosit): sel darah merah berfungsi untuk membawa oksigen dan zat nutrisi dari makanan ke berbagai jaringan di sekitar tubuh dan mengeluarkan karbon dioksida dari tubuh.
  • sel darah putih (leukosit) : leukosit berperan sebagai sel darah yang memerangi benda asing yang masuk ke tubuh kemudian menghancurkannya. Sel darah putih merupakan komponen yang sangat penting dalam mencegah penyakit infeksi
  • Trombosit (platelet) : trombosit membantu membentuk bekuan darah sehingga membantu saat terjadi perlukan agar darah tidak terus menerus mengalir dan menyebabkan perdarahan serius
  • Plasma darah merupakan cairan yang terbentuk atas protein dan garam (komponen dalam jumlah yang paling banyak)

Yang membuat darah manusia yang satu dan yang lain berbeda adalah kombinasi unik dari molekul protein di dalam darah yang disebut antigen dan antibodi.  Antigen dapat ditemukan di permukaan sel darah merah, sedangkan antibodi terdapat di plasma darah. Kombinasi dari antigen dan antibodi di dalam darah merupakan dasar dari perbedaan golongan darah bagi manusia. Golongan darah akan didapatkan berdasarkan apakah seseorang memiliki antigen spesifik atau tidak (antigen spesifik tersebut adalah antigen A dan antigen B)

tujuan pemeriksaan golongan darah
tujuan pemeriksaan golongan darah
  • Golongan darah A, memiliki antigen A dan antibodi B
  • Golongan darah B memiliki antigen B dan antibodi A
  • Golongan darah AB memiliki antigen A dan antigen B tetapi tidak memiliki antibodi A dan antibodi B
  • Golongan darah O tidak memiliki antigen A ataupun antigen B tetapi memiliki antibodi A dan antibodi B

Selain yang disebutkan di atas, terdapat pula tiga jenis antigen yang dikenal sebagai faktor Rh. Seseorang yang memiliki antigen faktor Rh (artinya seseorang tersebut memiliki resus positif (Rh +), atau apabila seseorang tersebut tidak memiliki antigen faktor Rh maka disebut Rh negatif (Rh -).

Sehingga dari 4 golongan darah tersebut, terdapat 8 golongan darah:

  • A positif atau A negatif
  • B positif atau B negatif
  • AB positif atau AB negatif
  • O positif atau O negatif

Beberapa orang merasa takut untuk memeriksakan golongan darah, namun sebenarnya tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan karena proses pengambilan darah akan sangat meminimalkan risiko yang banyak ditakuti seperti:

  • pusing dan sakit kepala
  • perdarahan masif
  • infeksi pada lokasi pengambilan sampel (sangat bisa diminimalisir dengan melakukan teknik aseptik yang benar dan steril
  • perdarahan di bawah kulit (hematoma, hematoma ini cukup sering terjadi pada pengambilan darah intra vena menggunakan spuit, pada proses penggolongan darah, darah yang dibutuhkan hanya dari daerah perider dalam jumlah yang sedikit.

Pengelompokan golongan darah ABO dan Pengelompokan resus (Rh) biasanya diperlukan dalam proses pendonoran darah saat dibutuhkan transfusi darah. Kondisi dan situasi yang memerlukan transfusi darah antara lain:

  • Anemia berat dan kondisi lain yang menyebabkan anemia (kekurangan darah) seperti sickle cell (anemia sel sabit) serta thalassmia
  • Perdarahan masif yang menyebabkan kekurangan darah sangat banyak
  • Kelainan perdarahan seperti hemofilia ( darah yang sukar membeku)
  • Perdarahan yang terjadi setelah operasi
  • Keganasan (kanker) dan efek kemoterapi
  • Perlukan atau terjadi benturan (trauma)
  • Uji golongan darah dilakukan salah satunya adalah ketika wanita hamil ingin menentukan resus faktor nya. Semua bayi yang baru lahir dari ibu dnegan rhesus negatif (Rh – ) tetapi ayah dari sang bayi memiliki Rh +, janin mungkin memiliki rhesus (Rh +) hal tersebut menyebabkan tubuh sang ibu yang tengah mengandung janin sebagai zat asing dalam tubuh yang memiliki rhesus + dapat bereaksi dengan membentuk antibodi yang dapat melawan antigen dari Rh tersebut. Antibodi yang dihasilkan dapat melewati plasenta (tali pusar) dan menyebabkan kerusakan pada sel darah merah yang dimiliki sang bayi sehingga bayi dapat lahir dengan penyakit hemolitik pada janin dan bayi baru lahir atau dikenal dengan sebutan medis hemolytic disease of the fetus and newborn (HDFN). Untuk mencegah pembentukan antibodi Rh, ibu dengan Rh negatif diinjeksi dengan globulin imun Rh selama kehamilan dan diberikan lagi saat melahirkan bayi dengan Rh positif. Globulin imun Rh akan berikatan dan menyelubungi antigen Rh yang terdapat pada bayi dan mencegah sang ibu memproduksi antibodi yang menyerang antigen dari bayinya sendiri. 
  • Uji golongan darah juga dibutuhkan saat seseorang membutuhkan donor organ atau jaringan, transplantasi sumsum tulang, saat ketika seseorang ingin mendonorkan darah. Uji golongan darah dilakukan bagi pendonor untuk mencocokkan apakah golongan darah yang mendonor dan menerima darah sesuai. Transfusi yang berpotensi fatal untuk dilakukan dapat terjadi jika di dalam darah terdapat antigen ABO terhadap penerima donor yang memiliki antibodi terhadapnya. Contohnya ketika seseorang dengan golongan darah O (memiliki antibodi terhadap anti A dan anti B di darahnya, jika orang yang memiliki golongan darah A B atau AB melakukan transfusi kepada orang dengan golongan darah O, maka antibodi yang terdapat pada orang dengan golongan dara O ini akan bereaksi merusak sel darah merah yang ditansfusi tadi sehingga menyebabkan komplikasi yang serius.
  • Uji golongan darah juga penting untuk dilakukan saat ingin melakukan transfusi darah baik oleh penerima donor maupun pemberi donor darah. Dahulu, orang dengan golongan darah AB dikenal sebagai recipient universal sedangkan golongan darah O disebut sebagai donor universal karena dapat menerima donor darah dan mendonorkan darah dari segala tipe golongan darah, namun sekarang hal tersebut tidak dianjurkan lagi karena masih memungkinkan terjadinya reaksi antigen – antibodi yang tidak diinginkan yang akhirnya menyebabkan komplikasi.

Pemeriksaan golongan darah dilakukan dengan cara berikut ini:

  1. Ambilah darah perifer pasien (dengan cara menusukkan ujung jari dengan jarum atau lancet)
  2. Letakkan setetes darah pada setiap lingkaran uji golongan darah pada kartu khusus pemeriksaan golongan darah
  3. Campurkanlah darah tersebut dengan setiap reagen antibodi A, antibodi B dan antibodi Rh pada setiap lingkaran yang berbeda
  4. Amatilah proses aglutinasi atau penggumpalan yang terjadi. Agglutinasi atau penggumpalan mengindikasikan bahwa darah bereaksi dengan antibodi yang artinya darah tersebut mengandung antigen.
  5. Selain itu, amati pula penggumpalan atau agglutinasi yang mungkin terjadi pada lingkaran antibodi Rh (positif). Apabila tampak penggumpalan, hal tersebut menandakan bahwa pasien tersebut memiliki rhesus positif. Namun sebaliknya, jika pada lingkaran rhesus di kartu pemeriksaan golongan darah pasien yang diperiksa tidak terlihat adanya tanda – tanda penggumpalan, maka hal tersebut menunjukkan bahwa rhesus pasien tersebut adalah negatif.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *