obat tradisional batuk pilek untuk orang dewasa
obat tradisional batuk pilek untuk orang dewasa

Obat Batuk Pilek Dewasa

Posted on

Obat batuk pilek dewasa

Batuk pilek biasa (common cold) atau sering disebut salesma adalah infeksi saluran pernapasan atas yang biasanya disebabkan oleh virus. Batuk pilek merupakan penyakit yang paling sering menyerang anak – anak, orang dewasa, maupun orang tua. Hal tersebut dikarenakan banyaknya agen agen infeksius yang bertebaran di udara dan kemudian masuk ke tubuh seseorang, belum lagi agen infeksius tersebut sangat rentan menular kepada orang lain hanya melalui udara saja. Batuk pilek biasa ini bersifat self limited disease atau dapat sembuh sendiri tanpa diperlukan pengobatan yang serius. Common cold berbeda dengan influenza, infeksi tenggorokan, bronkitis, sinusitis, pertusis, dan rhinitis alergika. Kebanyakan common cold terjadi karena infeksi virus seperti rhinovirus, parainfluenza virus, influenza virus, adenovirus, respiratory syncytial virus dan coronavirus. 50% infeksi pada dewasa umumnya disebabkan oleh rhinovirus.

obat tradisional batuk pilek untuk orang dewasa

Gejala common cold

  1. Batuk
  2. Hidung berair
  3. Hidung tersumbat
  4. Sakit tenggorokan
  5. Demam
  6. Rasa tidak enak badan
  7. Sakit kepala
  8. Hilang nafsu makan

Apa saja faktor resiko terjadinya common cold?

Resiko yang dapat meningkatkan gejala common cold

  1. Stres psikologi
  2. Kurang tidur
  3. Paparan terhadap penderita common cold

Keparahan common cold dapat meningkat karena

  1. Penyakit kronik yang diderita
  2. Penyakit imunodefisiensi
  3. Malnutrisi
  4. Merokok

Bagaimana cara mencegah common cold?

  1. Bawang putih

Bawang putih merupakan suplemen yang mengandung 180mg allicin, dapat dikonsumsi selama 12 minggu sebagai profilaksis terhadap common cold. Namun, studi bawang putih terhadap common cold masih terbatas.

  1. Vitamin C

Pencegahan dengan mengkonsumsi vitamin C tidak mengurangi insiden common cold, tetapi dapat menurunkan lama penyakitnya hingga 8%. Vitamin C ini dikonsumsi dengan dosis 0,25 hingga 2 gram setiap hari, selama 40 hari hingga 28 minggu.

  1. Cuci tangan

Frekuensi cuci tangan dapat mengurangi penyebaran virus respirasi di semua usia. Manfaat sabun antibakteria dan nonantibakteria tidak memiliki perbedaan yang spesifik, keduanya memiliki kemampuan yang sama untuk membasmi kuman. Namun, pemakaian hand sanitizer alkohol kurang efektif untuk membasmi bakteri.

obat flu batuk dan meriang

Bagaimana cara mengobati common cold?

  1. Jika masih dalam gejala awal kita dapat mengatasinya dengan :
  • Perbanyak istirahat
  • Perbanyak konsumsi air putih
  • Dapat mengkonsumsi sup hangat
  • Berkumur dengan air garam
  • Atur suhu yang sesuai
  • Bila kondisi sangat mengganggu aktivitas dapat mengkonsumsi obat yang dijual bebas di apotek

 

  1. Apabila common cold masih berlanjut, pasien dapat mengaplikasikan terapi non-farmakologi yakni melalui tanaman yang tersedia disekitar, seperti :
  • Jeruk nipis dan kecap

Jeruk nipis dapat digunakan sebagai komponen obat batuk herbal. Jeruk nipis mengandung minyak atsiri dan zat-zat yang mampu meredakan gejala batuk. Selain sebagai obat batuk, buah jeruk nipis juga berkhasiat sebagai obat penurun panas, menambah nafsu makan, mengatasi suara serak. Penambahan kecap pada jeruk nipis dimaksudkan untuk mengurangi keasaman air jeruk nipis, sehingga air jeruk nipis bisa dikonsumsi.

  • Beras kencur

Komponen minyak atsiri juga ditemukan pada beras kencur sehingga dapat meredakan batuk.

  • Jahe

Mengkonsumsi jahe dapat meluruhkan dahak selain itu memiliki manfaat sebagai anti radang. Jahe ini dapat dikombinasi dengan sereh dan gula merah ataupun susu, dapat dikonsumsi dua kali sehari.

 

  1. Selain itu, common cold juga dapat diatasi dengan terapi farmakologis
  2. Agent antitusif
  3. Derivat opiate (kodein)

Kodein sama seperti morfin yang bekerja pada pusat batuk di medulla dengan menekan refleks batuk. Seperti opiat lain, kodein juga memiliki efek analgesik dan sedatif, tetapi dalam dosis lebih rendah dapat digunakan sebagai antitusif. Kodein ini di metabolisme dihati dan dikeluarkan melalui urin dalam bentuk inaktif. biasanya obat batuk ini tersedia dalam bentuk sirup, kapsul, ataupun tablet, atau dapat dikombinasikan dengan obat lain. Penggunaan agen obat ini dalam jangka panjang dapat mengakibatkan ketergantungan dan dapat disalahgunakan penggunaannya.

 

  1. Dextromethorphan

Agen obat ini bekerja pada pusat batuk di medulla. Dextromethorphan dengan cepat diabsobsi oleh saluran gastrointestinal. Efek antitusif nya berlangsung setelah 6 jam. Seperti kodein, dextromethorpan dimetabolisme di hati dan diekskresikan melalui urin. Efek samping penggunaan dextromethorphan ini yaitu pusing dan gangguan saluran pencernaan. Dalam dosis tinggi dapat menyebabkan gangguan sistem saraf pusat.

 

  1. Aromatik topikal antitusif

Champor, Menthol, Eucalyptol/eucalyptus oil, Thymol merupakan agen yang biasanya digunakan dengan cara dioles, pemakaian eksternal.

 

  1. Pembersih sputum
  2. Ekspektoran

Pemberian ekspektoran ini adalah untuk menstimulasi produksi mukus di tenggorokan, sehingga sekresi lebih mudah dikeluarkan melalui batuk atau melalui hidung. Ekspektoran ini sering diresepkan pada pasien dengan batuk kering yang mengeluhkan tidak dapat mengeluarkan mukus dari paru-parunya. Ekspektoran ini bekerja secara tidak langsung dengan menstimulasi saraf vagus eferen ke kelenjar bronkial, yang mengakibatkan meningkatnya volume sekresi ditenggorokan. Gliceryl guaicolate adalah salah satu jenis ekspektoran yang paling banyak digunakan. Pada orang dewasa, penggunaan ekspektoran dapat mengurangi frekuensi batuk. Ekspektoran biasanya dijual dengan kombinasi dekongestan, antihistamin, bronkodilator dan antitusif. Penggunaan ekspektoran dengan dosis besar dapat mengakibatkan iritasi lambung, mual dan muntah.

 

  1. Obat Mukolitik

Berbagai jenis mukolitik seperti ambroksol dan acetylcystein, bekerja dengan cara mengurangi viskositas cairan sehingga mukus menjadi lebih encer dan mudah untuk dikeluarkan. Efek samping pemakaian acetylcysteine oral yaitu bronkospasme, gangguan gastrointestinal dan demam. Beberapa antibiotik, termasuk ampicillin, eritromisin, dan tetrasiklin akan menjadi tidak aktif apabila dikombinasikan dengan acetylcystein.

 

  1. Antihistamin

Antihistamin seperti diphenhydramine dapat dapat meringankan pilek dan juga bersin. Efek samping penggunaannya yaitu mengantuk atau sedasi, mata, hidung dan mulut kering.

 

  1. Dekongestan

Dekongestan oral ataupun topikal seperti pseudoephedrine atau phenylephrine dapat mengurangi hidung tersumbat secara sementara. Dekongestan topikal harus dibatasi pemakaiannya 2 sampai 3 hari karena dapat terjadi Rebound Syndrom akan terjadi setelah 72 jam pemakaian. Dekongestan juga dapat menyebabkan mimisan, agitasi, insomnia dan hipertensi yang memburuk.

 

  1. Antipiretik

Untuk mengatasi gejala demam dari common cold dapat digunakan paracetamol. Paracetamol ini merupakan antipiretik yang tidak memiliki efek samping.

 

Dalam pengobatan common cold yang self limited disease sebaiknya diawali dengan pengobatan non-farmakologi yakni dengan memanfaatkan tumbuhan disekitar seperti jeruk nipis, beras kencur, serta memperbanyak istirahat dan mengkonsumsi air putih karena kuncinya dalam penyembuhan ini adalah memperkuat sistem imun tubuh. Namun, jika memang sangat mengganggu aktivitas atau cara nonfarmakologi telah dilakukan tetapi tidak memberikan efek yang lebih baik, dapat menggunakan terapi farmakologi yaitu menggunakan obat yang dijual bebas di apotek tentunya dengan penggunaan yang tepat. Tepat indikasi, dosis, cara pemakaian. Jika belum juga membaik, atau keadaan makin memburuk segera konsultasikan ke dokter untuk memastikan penyakit yang diderita.